Wednesday, September 18, 2024
HomeUncategorizedRaksasa Minyak Arab Saudi Aramco Raup Laba Rp 1.880 Triliun, Turun 25%...

Raksasa Minyak Arab Saudi Aramco Raup Laba Rp 1.880 Triliun, Turun 25% pada 2023

Raksasa perusahaan minyak Saudi Arabia, Aramco melaporkan kinerja keuangan pada 2023. Aramco mencatat laba turun 25 persen jadi USD 121,3 miliar atau kira-kira Rp  1.880 triliun (asumsi dolar AS pada rupiah di kisaran 15.504) pada 2023 dari periode sama tahun pada mulanya USD 161,1 miliar atau kira-kira Rp 2.497 triliun. Penurunan laba itu didorong dividen jumbo di tengah tantangan ekonomi.

Dikutip dari CNBC, ditulis Selasa (12/3/2024), Aramco tingkatkan dividen basic pada kuartal IV sebesar 4 persen jadi USD 20,3 miliar dan tingkatkan dividen berkenaan kinerja sebesar 9 persen jadi USD 10,8 miliar. Dengan demikian, keseluruhan pembayaran dividen sebesar USD 31 miliar atau kira-kira Rp 480,60 triliun masing-masing untuk pemerintah Arab Saudi dan pemegang saham Aramco.

Laba meski menurun, hasil spaceman slot login kinerja keuangan Aramco tetap mencatat rekor laba bersih tertinggi ke-2 bagi Aramco, jauh melampaui laba perusahaan-perusahaan sejenis.

Penurunan tahun ke tahun ini disebabkan rendahnya harga minyak mentah dan volume penjualan serta berkurangnya margin penyulingan dan bahan kimia, yang beberapa diimbangi oleh penurunan royalti produksi sepanjang tahun dan lebih rendahnya pajak pendapatan dan zakat,” ujar Aramco dikutip dari CNBC.

Selain laba, pendapatan Aramco termasuk terpangkas 17 persen jadi USD 440,88 miliar atau kira-kira Rp 6.840 triliun dari periode 2022 USD 535,19 miliar atau kira-kira Rp 8.303 triliun. Kas termasuk turun jadi USD 101,1 miliar pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar USD 148,5 miliar.

“Ini adalah tahun di mana keinginan minyak world meraih rekor meski berjalan gejolak geopolitik, hambatan ekonomi dan tekanan inflasi,” ujar CEO Aramco, Amin Nasser.

Ia prediksi pasar minyak world bakal selalu sehat sepanjang sisa tahun ini. “Dan kita memperkirakan pasar berikut bakal memadai kuat bersama pertumbuhan kira-kira 1,5 juta barel,” ujar Nasser.

Adapun Arab Saudi memimpin negara-negara OPEC+ pekan lantas untuk menentukan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir Juni.

Pengalihan Saham

Di sisi lain, laba Perseroan termasuk diperoleh setelah pemerintah Saudi transfer tambahan 8 persen saham Aramco senilai USD 164 miliar ke Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik. Yasir Al-Rumayyan sebagai ketua dewan direksi dan gubernur PIF.

Pengalihan saham ke PIF merupakan keliru satu transaksi terbesar yang ditunaikan Aramco sejak pencatatan saham dan bakal memungkinkan PIF mendapatkan keuntungan dari kebijakan pembayaran dividen besar Aramco.

Aramco membayar dividen sebesar USD 97,8 miliar pada 2023, naik 30 persen dari 2022. Dividen berkenaan  kinerja setahun penuh pada 2024 diperkirakan USD 43,1 miliar.

Pengalihan saham tidak mengubah apapun. Kami sehat dan tidak mesti menerbitkan saham baru,” ujar Chief Financial Officer Ziad Al-Murshed.

PIF telah punya 4 persen saham Aramco dan pengendali Sanabil, perusahaan investasi yang termasuk punya 4 persen saham Aramco. Kepemilikan saham oleh PIF di Aramco meraih 16 persen senilai USD 328 miliar. Ini bakal perkuat posisi pendanaan keuangan dan tingkatkan modal untuk investasi sejalan secara bertahan diversifikasi ekonomi dari minyak.

Kepemilikan saham baru di Aramco termasuk mendorong PIF semakin dekat untuk meraih target aset yang dikelola sebesar USD 1 triliun pada akhir 2025.

Lebih Banyak Investasi

Aramco termasuk memastikan bakal hentikan rencana dongkrak kapasitas produksi minyak dari 12 juta barel per hari jadi 13 juta barel per hari. Ini sebuah langkah yang bakal pangkas investasi kira-kira USD 40 miliar antara 2024 dan 2028.

“Petunjuk baru-baru ini dari pemerintah untuk pertahankan kapasitas maksimal terus menerus kita pada 12 juta barel per hari mengimbuhkan peningkatan fleksibilitas, serta peluang untuk fokus pada peningkatan produksi gas dan mengembangkan usaha cairan ke bahan kimia,” ujar Nasser.

Adapun Aramco ingin kerek investasi di usaha lain termasuk gas dan infrastruktur gas. Perseroan punya target tingkatkan produksi gas lebih dari 60 persen pada 2030 dibandingkan 2021. Investasi gas andalan Perseroan adalah proyek Jaffoura, proyek gas terbesar di Timur Tengah bersama perkiraan 200 triliun standar kaki kubik gas alam.

Tunda Kenaikan Produksi

Sebelumnya, raksasa minyak Arab Saudi, Aramco mengumumkan bahwa pihaknya menunda rencana untuk tingkatkan kapasitas produksi minyak mentah dari 12 juta barel per hari jadi 13 juta barel per hari.

Penundaan itu diputuskan di tengah pertanyaan pasar yang meluas tentang era depan keinginan minyak dunia.

Dalam sebuah pernyataan, eksportir minyak mentah terbesar di dunia itu menyebutkan pihaknya telah diperintahkan oleh Kementerian Energi Arab Saudi untuk menjaga Kapasitas Berkelanjutan Maksimum (MSC) pada tingkat kala ini, layaknya dikutip dari CNBC International, Selasa (30/1/2024).

RELATED ARTICLES

Most Popular